Dewasa ini Industri pariwisata merupakan salah satu cara untuk memperoleh devisa Negara dan pengembangannya diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian Indonesia (Yoeti, 2000). Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu asset penentuan jati diri sebuah daerah. Pariwisata di Indonesia sangat berkembang pesat termasuk di kota- kota kecil dan provinsi – provinsi yang masih berkembang dengan otonominya. Menurut ramalan John Naisbitt pada tahun 2010 sebanyak 1.004 juta orang wisatawan global yang akan berwisata. Investasi sektor pariwisata dunia meningkat sebesar 10,7% dari jumlah permodalan dunia. Pengeluaran wisatawan akan meningkat menjadi 11% dari jumlah uang yang dibelanjakan konsumen di seluruh dunia. Devisa yang dihasilkan oleh sector pariwisata di tahun 2010 diperkirakan US $ 3,4 trilyun dan akan menyedot kesempatan kerja sebesar 10,6%. Hal inilah yang menjadi salah satu alas an para pengusaha dan pemerintah berlomba- lomba membanngun daerahnya menjadi sebuah daerah pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan daerahnya. Pariwisata juga merupakan peluang investasi yang tepat bagi para pespekulan. Pada saat ini terdapat banyak kota yang sudah dan akan menjadi kota pariwisata, di Indonesia kota pariwisata yang sangat dikenal adalah Bali. Dimata internasional, orang mengenal Indonesia adalah dengan Bali, mengapa demikian? Hal itu dikarenakan Bali merupakan kota pariwisata internasional yang paling indah yang seringkali didatangi oleh wisatawan baik asing maupun local. Selain Bali, kota- kota besar di Indonesia juga sudah menjadi kota pariwisaata seperti Lombok, Anyer, Makasar, Medan, Bandung, Jogjakarta, Teluk Bunaken, dan sebagainya. Sedangkan kota- kota yang baru ingin mencoba menjadi kota pariwisata seperti Papua, Kepulauan Riau, dan Bengkulu. Sebagai penduduk yang asli besar di Bengkulu, kami ingin mengupas sedikit tentang usaha kota bengkulu untuk menjadi kota pariwisata.
Pendahuluan
Dilihat dari sisi geografis kota Bengkulu yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera mempunyai potensi alam untuk dikembangkan menjadi kota pariwisata.Bengkulu memiliki obyek wisata yang sangat potensial dikembangkan, hanya karena belum dikelola dengan baik obyek wisata tersebut belum mampu bersaing dengan tempat wisata di daerah lain.Bengkulu mempunyai banyak obyek wisata menarik, spesifik dan jarang terdapat di daerah lain dan sangat potensial dikembangkan, misalnya wisata hutan terdapat bunga Rafflesia Arnoldi, wisata sejarah Benteng Marlborough dan rumah Bung Karno. Di Provinsi Bengkulu ada 80 tempat wisata yang mempunyai spesifikasi dan kekhasan tersendiri, meliputi 14 obyek wisata pantai, 22 tempat bersejarah, 36 panorama alam dan delapan wisata tirta.
Sebagian obyek wisata itu masih belum dikelola secara maksimal, termasuk pembangunan sarana pendukung seperti restoran dan hotel. Untuk menggarapnya dibutuhkan investor. Mengenai potensi pertambangan, menurut dia, Bengkulu memiliki cukup banyak ragam bahan tambang seperti batubara, emas, minyak tanah, bahan baku semen dan galian C, namun hingga kini belum ada data yang riil.
Hasil penelitian sebelumnya, potensi batubara di daerah itu cukup banyak yakni cadangan terukur 122,9 ribu ton, cadangan terunjuk 169,3 ribu ton, cadangan tereka 101
ribu ton. Kemudian cadangan yang layak ditambang 50 ribu ton lebih. Saat ini pemegang kuasa pertambangan (KP) eksploitasi batubara 19 perusahaan dan yang aktif melakukan penambangan tujuh perusahaan.
Sedang data perkiraan kandungan emas di Bengkulu sekitar Bengkulu 3, 410 juta ton, dengan rincian terukur 3,3 juta dan tereka 100 ribu. Kandungan riilnya diduga lebih besar lagi. Sedangkan kandungan bahan baku semen di Provinsi Bengkulu mencapai ratusan juta ton dengan kualitas sangat cocok untuk semen portland (untuk campuran bahan bangunan). Bahan baku semen yang terdapat di Bengkulu yakni batu kapur, batu gamping, batu kuarsa, pasir besi, tanah liat. Sebanyak 70 persen merupakan kapur. Untuk infrastruktur, menurut dia, ditawarkan pada investor karena selama ini masalah tersebut menjadi salah satu penghambat masuk investasi, bahkan secara nasiona. “Masalah infrastruktur terjadi di semua daerah termasuk DKI Jakarta, karena itu perlu terus dikembangkan. Infrastrukur, tidak hanya terkait transporasi tapi juga komunikasi,” katanya
Selain memiliki pantai yang sangat indah dan merupakan pantai terpanjang kedua di dunia serta memiliki situs-situs purbakala seperti rumah Bung Karno, rumah Fatmawati, Kampung Cina, Thomas Parr, Benteng Malborough, makam Sentot Ali Basa, serta mempunyai budaya khas yang dapat menyedot wisatawan. Kawasan pantai Kota Bengkulu membujur dari pantai jakat, pantai tapak paderi, dan pantai panjang termasuk kawasan sepanjang muara sungai Jenggalu dan pelabuhan pulau Baii. Begitu banyak objek wisata di Bengkulu yang menjadikan alas an kota bengkulu berani mencoba untuk menjadi kota pariwisata. Oleh karena itu, saat ini bengkulu sedang dalam proses pembanguna jalan lingkar yang akan menghubungkan keenam fokus wisata tersebut, bahkan pembangunan akan diteruskan sampai kejalan sepanjang pantai Kota Bengkulu yang akan dihubungkan dengan pembangunan yang akan dapat membantu pengembangan wisata pantai bengkulu.
Potensi yang dimiliki oleh kawasan pantai Kota Bengkulu telah disadari oleh Pemerintah Daerah dan kemudian dijadikan salah satu kebijakan yang strategis oleh Gubernur Bengkulu, yaitu menjadikan kawasan pantai tersebut sebagai kawasan wisata yang diharapkan mampu menyedot bukan saja wisatawan local, tetapi juga wisatawan nasional serta manca Negara. Terdapat enam focus bentuk wisata yang direncanakan yaitu wisata pantai, wisata urban, wisata rakyat, wisata air, wisata ekoturism dan wisata pelabuhan. Pengembangan wisata kawasan pantai kota Bengkulu ini diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat kota Bengkulu dan sekitarnya. Selain yang terletak di daerah kota bengkulu, provinsi bengkulu juga memiliki objek wisata yang perlu dibenahi dan diperjuangkan kenyamananya untuk meningkatkan pendapatan daerah. Seperti di daerah Bengkulu timur, Bengkulu selatan, Bengkulu Utara, Rejang lebong, lebong, kepahyang dan daerah lain yang ada di provinsi Bengkulu. Seperti di daerah Curup, Curup merupakan salah satu kota yang memiliki potensi pariwisata yang cukup bagus, di daerah curup terdapat beberapa objek wisata seperti kawasan Pegunungan bukit kaba, kawasan Wisata Danau mas, dan kawasan Suban air panas. Begitu juga di daerah Lebong, speerti yang kita ketahui Lebong memiliki sejarah penambangan, yaitu di daerah Lebong Landai terdapat tambang emas yang menjadi salah satu pesona dan target para wisatawan baik local, nasional, maupun internasional. Walaupun demikian, pengembangan industri pariwisata
di Kota Bengkulu dan provinsi Bengkulu ini harus tetap memperhatikan aspek-aspek formal seperti studi kelayakan, perizinan, Amdal dll. Serta tetap menjaga dan memperhatikan budaya dan adapt istiadat masyarakat setempat. Seperti yang kita ketahui masyarakat kota bengkulu dan provinsi bengkulu adalah merupakan masyarakat yang sangat menjunjung adata, budaya, dan bersifat agamais. Dengan kata lain pemerintah harus memperhatikan hal- ahl tersebut.
Menurut WTO Pendapatan devisa dari wistawan memang sangat mengesankan, wisatawan manca Negara dapat menghasilakn pendapatan 230 milyar dolar AS yang merupakan 6% dari semua pendapatan devisa dunia. Namun kedatangan wisatawan dapat mengubah keseimbangan tata nilai setempat yang bisa memicu konflik-konflik social yang berkepanjangan. Seperti perbedaan budaya dan adat istiadat para wisatawan dan penduduk setempat. Selain itu sering kali pembangunan fasilitas- fasilitas di sekitar tempat wisata tidak memperhatikan keseimbangan baik lingkungan fisik maupun non-fisik. Pemerintah daerah dalam membangun fasilitas di sepanjang pantai bengkulu tidak mempertimbangkan keselamatan serta bahaya yang akan terjadi bila ada bencana alam. Bengkulu merupakan daerah rawan gempa dan berpotensi tsunami karena itu sekali lagi pemerinah harus mempertimbangkan SWOT dari pembangunan kota sebagai kota wisata.
Fasilitas- fasilitas yang dibangun di sepanjang pantai di bengkulu antara lian adalah pembangunan jalan dan jembatan yang terbentang dari sungai hitam ke pelabuhan pulau Baai dilakukan secara bertahap. Rencananya pembangunan juga akan diteruskan dengan membangun jembatan gantung Muara 1 dan jembatan gantung Muara 2.
Selain fasilitas- fasilitas itu, pemerintah kota bengkulu juga mencanangkan untuk membangun sarana yang terletak di daerah wisata tersebut. Seperti yang dicanangkan di daerah pantai Jakat adalah pembangunan sarana dan prasarana pariwisata seperti food court, sunset deck, water park, mushola, gazebo, sepeda air, toilet, parking area, grand plaza dan TPI. Tetapi seperti yang kita ketahui planning pemerintah dalam pembanguan baik sarana maupun prasarana di daerah bengkulu pada tahun anggaran 2006-2007 belum terealisasikan dengan tepat. Anggaran dana yang sudah dianggarkan kemana perginya? Mengapa pembangunan sarana dan prasarana wisata kota bengkulu belum usai? Sebuah kritikan yang harus dijawab oleh pihak pemerintah dan jawaban itu perlu diketahui oleh seluruh kalangan masyarakat di provinsi bengkulu. Selain itu sarana dan prasarana di daerah Tapak Paderi yang semula adalah perencanaan
Yang kedua adalah sarana dan prasarana di wisata Tapak Paderi pada awalnya kawasan ini akan ditata ulang serta menambahkan pembangunan beberapa fasilitas pendukung seperti TPI, fasilitas umum, areal parker, plaza/space with minaret, Bengkulu Fair. Tetapi kita bisa lihat sekarang bagaimana kondisi areal objek wisata Tapak Paderi bagaimana keadaannya? Selain itu di kawasan ini pula akan dikembangkan kawasan wisata sejarah dan budaya. Pembangunan kawasan wisata sejarah yakni penataan ulang kawasan dan bangunan benteng Marborough, Tugu Thomas Parr, Pelabuhan Lama, Pembangunan Gerbang Cina, pembangunan sarana pertunjukkan tabot dan sarana penunjang wisata. Tugu Thomas Parr dan benteng Marlborough akan direnovasi. Selanjutnya adalah fishery harbour (wisata marina). Wisata Marina yang berlokasi di kawsan Pelabuhan Lama merupakan salah satu unggulan wisata yang tergabung ke dalam paket pembangunan kawsan wisata pantai kota Bengkulu. Selain itu terdapat pula perancanaan pembangunan sarana dan prasarana di kawsan wisata pantai panjang. Sarana dan prasarana yang dibangun di kawasan ini adalah Bengkulu Indah Mall (BIM), sarana
rekreasi, pusat olah raga, outdoor sport, restoran dan performing center serta hotel dan resort. Setelah tu da pula pembangunan sarana wisata air yaitu olah raga air, golf house, goest house, diving dan restoran. Di kawasan ini pula dibangun sarana wisata ecoturism berupa hutan mangrove. Sarana dan prasarana yang dibangun adalah cottages dan boatel.
Pengoperasian sarana dan prasarana yang dibangun dilakukan secara mandiri oleh investor. Koordinasi dilakukan melalui manajemen yang ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan pemerintah daerah dan investor. Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri pariwisata dibuang ke TPA di Air sebakul bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Bengkulu. Ilmbah domestic hasil kegiatan kolam renang, kamar mandi, perawatan bangunan disalurkan ke saluran drainase yang ada.
Semetara itu terdapat beberapa kendala dalam pembangunan sarana dan prasarana wisata pantai panjang kota bengkulu seperti letak geografi yang terpencil,lagi pula Bengkulu bukan merupakan tujuan utama wisatawan hal itu dikarenakan antara lain oleh karena Sarana transportasi yang masih terbatas,Kurangnya dukungan investasi yang efisien,Rendahnya kualitas sumber daya manusia,pembangunan sarana wisata belum didukung oleh Amdal (Amdal masih dalam proses pembuatan)Kurang sinkronnya antara perencanaan dengan pelaksanaan.Pengembangan pariwisata di Bengkulu saat ini masih terganjal oleh terbatasnya transportasi. Oleh karena itu, transportasi, terutama jasa penerbangan, menjadi prioritas pembangunan industri pariwisata di provinsi Bumi Rafflesia tersebut. Seperti beberapa fakta yang sudah dapat kita lihat dari pembangunan yang sudah ada. Mengapa letak geografis mempengaruhi pembangunan dan perencanaan kawasan wisata? Hal itu menjadi salah satu pertanyaaan lagi bagi kita, sebenarnya Letak geografis sangat menentukan keberhasilan kebijakan pengembangan pariwisata. Daerah-daerah yang strategis, misalnya merupakan pusat bisnis, pusat budaya dll – akan lebih mudah dikembangkan industri pariwisata. Yoeti (2000) menyatakan bahwa daerah-daerah yang secara geografis terpencil merupakan kendala bagi pengembangan industri pariwisata meskipun daerah tersebut mempunyai alam dan iklim yang ideal, kondisi yang dicerminkan atau diterangkan oleh Yoeti (2000) adalah kondisi Bengkulu saat ini. Bila ditinjau dari sisi geografis bengkulu merupakan daerah yang kurang strategis atau dengan kata lain terpencil. Posisi Bengkulu terletak di daerah yang bukan merupakan jalur lintas antar propinsi. Hal ini mengakibatkan, pendatang harus secara khusus datang ke Bengkulu. Selain itu, posisi pantai yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia ini menimbulkan ombak yang besar dan berbahaya bagi siapa saja yang ingin berwisata dengan berselancar atau mandi. lagipula di bagian timur, Bengkulu dihadang oleh Bukit Barisan yang menyebabkan posisinya semakin terpencil dan sulit dijangjau melalui jalur darat. Sebagai akibatnya, Bengkulu bukanlah tujuan utama baik untuk perdagangan maupun untuk wisata. Selain itu sarana transfortasi juga menentukan suatu tempat pariwisata itu akan maju, berkembang atau tidak. Transfortasi di bengkulu bisa dikatakan kurang lancer, karena banyak sekali jalan- jaln atau mobilitas jalur darat kota bengkulu banyak yang rusak, baik itu bolong, bergelombang, maupun berlobang besar.
Bagaimana dengan sarana transformasinya? Hal itupula yang menajdi bahan pertimbangan dalam pembentukan kota bengkulu sebagai kota pariwisata. Sarana transportasi darat antar propinsi dapat dinyatakan kurang baik. Meskipun jalur jalan di Propinsi Bengkulu cukup baik, namun begitu melintasi daerah di luar propinsi maka jalur jalan kondisinya rusak berat. Hal ini tentunya dapat menghambat arus transportasi dari dan ke Bengkulu. Kondisi ini menyebabkan arus perdagangan di batas propinsi lebih
menuju ke lain propinsi dari pada ke Bengkulu. Untuk mengatasi hal ini, tentunya perlu adanya kerjasama antar propinsi, agar arus transportasi menjadi lebih lancer. Sarana transportasi laut melalui jalur pulau Baai juga masih mengalami beberapa kendala, antara lain adalah sifat Samudera Hindia yang ganas serta pendangkalan yang cepat. Pendangkalan pelabuhan berlarut-larut serta membutuhkan dana yang besar, sehingga cukup menyedot dana APBD Bengkulu. Hal ini mengakibatkan kurang lancarnya arus transportasi melalui jalur laut. Sementara jalur udara telah diupayakan penerbangan empat kali sehari. Namun, penerbangan hanya melewati jalur Bengkulu-Jakarta, sementara jalur penerbangan Bengkulu-Palembang hanya tiga kali dalam seminggu. Hal ini tentu saja akan menyulitkan arus perdagangan dan wisata dari dan ke Bengkulu.
Kualitas sumber daya manusia
Kualitas sumber daya manusia juga menjadi masalah yang serius. Untuk mendukung industri pariwisata, perlu sejumlah SDM yang kompeten untuk menghasilkan industri pariwisata yang handal. Hal ini agar pembangunan dan pengelolaan industri pariwisata mampu menciptakan peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat tetapi tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan baik fisik maupun non-fisik.
Selain itu, mengingat industri pariwisata yang akan dibangun diharapkan mampu menarik wisatawan asing, maka perlu adanya persiapan-persiapan yang matang terutama menata kondisi mental masyarakat. Hal ini penting artinya karena jika industri pariwisata berjalan maka akan dapat terjadi benturan-benturan social dan budaya jika tidak diantisipasi sebelumnya. Untuk itu, studi Amdal seharusnya telah dilakukan sebelum pembangunan dilaksanakan. Pada kenyataaannya, pembangunan beberapa sector pariwisata telah dibangun sebelum Amdal dilakukan dan tidak memperhatikan master plan yang telah dibuat. Akibatnya, pembangunan fasilitas industri pariwisata terkesan tidak terencana dan kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan.
Bagaimana bengkulu bisa menjadi salah satu kota pariwisata apabila SDM nya sendiri masih sangat kurang dalam potensinya, maksudnya disini dilihat dari kualitas SDM yang ada dibengkulu, bisa dikatakan sumber daya manusia yang ada di bengkulu belum sepenuhnya mengenal bahasa internasional sebagai salah satu bahasa pengantar agar dapat diterima dimuka internasional. Oleh karena itu pemerintah seharusnya harus lebih biisa mempersiapkan hal- hal untuk guna menuju bengkulu sebagai kota pariwisata.
Kurang sinkronnya antara perencanaan dan pelaksanaan
Ketidaksamaan antara perencanaan dan pelaksanaan ini dapat kita lihat dari adanya beberapa kali perubahan di lapangan yang berbeda dengan perencanaan awal. Pembangunan beberapa proyek telah dilaksanakan walaupun belum ada Amdalnya. Selain itu, beberapa proyek yang dilaksanakan tidak sesuai dengan master plan yang telah dibuat. Perubahan-perubahan tersebut tentu saja menunjukkan adanya ketidakberesan pelaksanaan pembangunan fasilitas wisata. Selain belum adanya Amdal, bahwa tampak bahwa proyek pembangunan wisata pantai sebagian juga merupakan proyek Pemda Kota Bengkulu. Apakah hal ini telah dilakukan koordinasikan atau tidak belum jelas. Karena tidak adanya Amdal, maka pembangunan tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan konservasi. Sebagai contoh pembangunan jalan dua jalur di pantai panjang justru mendekati pantai dan dengan menebang cemara laut yang merupakan pelindung bahaya
dari laut. Selain itu mungkin saja akan terjadi kerusakan – kerusakan lain. Kerusakan daerah pesisir secara alami dapat terjadi akibat perubahan musim yang mempengaruhi pergerakan arus dan gelombang. Energi ini kemudian akan menyebabkan perpindahan material dari satu tempat ke tempat yang lain. Kekuatan gelombang dan arus sangat menentukan kecepatan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya (WALHI, 2006).Perubahan bentang alam pesisir selain karena factor ala mini, lebih diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti penambangan pasir, penebangan hutan pantai di sepanjang pantai Kota Bengkulu hingga konversi hutan pantai menjadi perumahan penduduk dan hotel serta pusat wisata. Penambangan pasir di Teluk Sepang, pembuangan limbah pengerukan Pelabuhan Pulau Baai, Penebangan hutan pantai dan mangrove untuk pembuatan jalan dari Pulau Baai, Pantai Panjang hingga Tapak Padri hingga pengambilan pasir pantai di sekitar sungai hitam WALHI, 2006). Kerusakan hutan pantai akibat pembangunan wisata pantai ini telah dirasakan oleh penduduk di sekitar pantai antara lain daya lindung terhadap angin laut berkurang, suhu udara di kawasan yang meningkat serta ketidaknyamanan lainnya. Dengan ditebangnya hutan cemara laut dan mangrove di sepanjang pantai, maka diprediksi jumlah flora dan fauna menurun drastic. Aktivitas manusia lainnya yang dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah sampah yang dihasilkan oleh pengunjung, hotel, pedagang dan sumber penghasil sampah lainnya disekitar kawasan pantai.
Menurut Walhi (2006) secara ekologi, kerusakan kawasan pantai menimbulkan dampak: hilangnya media pengembangbiakan biota laut, seperti padang lamun dan terumbu karang, perubahan iklim mikro di sekitar pantai akibat hilangnya vegetasi pantai, terputusnya mata rantai ekosistem hutan pantai akibat eksploitasi. Hal lainnya adalah matinya beberapa jenis vegetasi yang tidak mampu hidup akibat intrusi air laut, serta semakin besarnya tingkat kerawanan bencana akibat kerusakan lingkungan. Walhi (2006) juga menyoroti bahwa secara ekonomi kerusakan pantai akan berdampak kepada penurunan pendapatan masyarakat nelayan. Hal ini disebabkan antara lain oleh hilangnya jenis ikan tertentu hingga hilang/berpindahnya wilayah tangkap nelayan tradisional di sekitar Pantai Kota Bengkulu dan semakin tingginya biaya melaut yang harus dikeluarkan oleh nelayan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu harus mengeluarkan dana lebih besar untuk melakukan pengerukan kolam alur pelabuhan Pulau Baai hingga semakin tingginya biaya yang diperlukan untuk melakukan reklamasi pantai Janji Gubernur yang akan menanam kembali dengan cara yang lebih estetik belum menjadi kenyataan. Sebagai akibat ditebangnya cemara laut, penduduk telah merasakan akibatnya yaitu kencangnya angin laut menerpa pemukiman. Beberapa proyek direncanakan kemudian yang ternyata bertentangan dengan aspek konservasi. Bagaimana sebenarnya kebijakan pemerintah dalam aplikasinya? Hal itu yang Sangat perlu kita pertanyakan, apakah pembangunan sebagai kota pariwisata itu memang guna untuk kemajuan bengkulu ataukah hanya permainan pemerintah dan sang penguasa untuk mencari hal- hal yang tertimbun?jawabannya hanya ada pada diri sang penguasa.
Sementara itu pada dasarnya Idealnya, suatu proyek pembangunan terlebih dahulu dilakukan AMDAL. Amdal merupakan dokumen yang merupakan pedoman dalam melaksanakan suatu proyek. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan proyek mampu meminimisasi dampak-dampak negative yang dapat ditimbulkan oleh suatu proyek. Disamping itu, AMDAL penting sebagai pedoman bagaimana mempertahankan
kualitas lingkungan ketika proyek tersebut telah berakhir dan masuk dalam tahap operasional.
Sayangnya, pembangunan proyek wisata pantai Kota Bengkulu belum dilengkapi dengan AMDAL (Amdal sedang dalam proses pembuatan), tetapi pembangunan telah dilaksanakan sejak tahun 2006. Masalah terakhir adalah berkaitan dengan pembangunan jalan Tapak Paderi – Pasar Bengkulu yang menuai kritik dan meresahkan masyarakat. Pasalnya, pembangunan jalan tersebut memotong makam. Memang upaya pendekatan telah dilakukan oleh pemerintah, namun warga masyarakat tetap bulat mempertahankan agar makam tidak dipindahkan. Ini terkait dengan keyakinan warga masyarakat setempat bahwa menerima ganti rugi makam sama saja memakan saudaranya yang telah dikubur. Masalah lain adalah adanya budaya ziarah. Jika makam dipindahkan maka banyak warga masyarakat yang telah pindah dari Bengkulu akan kesulitan berziarah. Polemik ini diperparah oleh isu tentang bahwa tulang belulang akan dikuburkan masal di dekat lokasi makam lama, dengan alas an tanah yang tersedia tidak cukup luas. Hal ini tentunya memicu keresahan masyarakat.
Dengan belum adanya AMDAL juga telah memakan korban berupa populasi cemara laut di sepanjang Pantai Panjang secara drastic telah berkurang akibat ditebang. Hal ini tentunya tidak akan terjadi jika pembangunan tersebut didasarkan kepada AMDAL. Beberapa pembangunan lainnya juga tidak memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian yang serius dari pengambil kebijakan di propinsi Bengkulu.
Kerusakan Lingkungan Fisik yang mungkin akan terjadi
.
Upaya Perbaikan
Beberapa hal perlu dilakukan agar pembangunan industri pariwisata di Kota Bengkulu sesuai dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkuangan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial-budaya. Beberapa hal tersebut antara lain adalah:
1. Pembangunan sarana dan prasarana industri pariwisata dihentikan sementara waktu, dan dapat dilanjutkan setelah Amdal tentang hal tersebut selesai dibuat.
2. Perlu dibuat hutan pantai yang sekaligus sebagai wisata selebar 100 meter dari bibir pantai pada saat air pasang. Hal ini memang dilematis, karena di lokasi ini selain telah dibangun jalan dua jalur juga telah dibangun beberapa sarana seperti hotel, cottage, pemukiman penduduk, makam dll. Hutan pantai selain berfungsi sebagai wisata alam juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari berbagai bahaya yang datangnya dari arah laut.
3. Pembangunan yang tidak sesuai dengan Amdal nantinya, sebaiknya direncanakan ulang berdasarkan saran-saran dalam Amdal.
4. Pembinaan masyarakat di sekitar kawasan wisata pantai Kota Bengkulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat sekitar nantinya telah siap menerima wisatawan yang tentu saja mempunyai perilaku dan budaya yang berbeda dan bahkan bertentangan.
5. Industri pariwisata yang dikembangkan di Kota Bengkulu hendaknya sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, agama masyarakat setempat. Hal ini perlu
ditekankan agar konflik yang mungkin terjadi antar wisatawan dengan masyarakat setempat dapat ditekan sebanyak mungkin.
6. Pemerintah Daerah disarankan untuk memadukan tempat wisata yang terdapat di Propinsi Bengkulu, dan melakukan kerjasama dengan propinsi tetangga terutama Lampung, Jambi, Sematera Selatan dan Sumatera Barat dalam satu paket wisata. Hal ini tentunya memerlukan pembangunan sarana jalan antar propinsi dan paket-paket wisata di propinsi-propinsi tersebut serta penambahan jalur penerbangan antar propinsi. Hal ini dimaksudkan agar wisatawan sekali jalan dapat menjangkau berbagai paket wisata sekaligus.
Tindakan Pemerintah
Perlindungan dan pemeliharaan terhadap bangunan peninggalan sejarah tidak lain merupakan upaya pelestarian terhadap keberadaan benda peninggalan sejarah dan budaya. Upaya pelestarian benda peninggalan sejarah dan budaya tersebut besar artinya untuk menumbuhkan apesiasi masyarakat terhadap warisan sejarah dan budaya.
Berdasarkan keputusan Mendikbud RI nomor 063/U/1995 tentang perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya, yang dimaksud dengan perlindungan adalah upaya mencegah dan menanggulangi segala gejala atau akibat yang disebabkan oleh perbuatan manuasia atau proses alam yang dapat menimbulkan kerugian atau kemusnahan bagi nilai manfaat dan keutuhan bangunan peninggalan sejarah dengan cara penyelamatan, pengamanan dan penertiban. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah upaya pelestarian bangunan peninggalan sejarah dari kerusakan yang diakibatkan oleh faktor manusia, alam dan hayati dengan cara perawatan.
Pemerintah daerah Provinsi Bengkulu telah mengusulkan kepeda pemerintah pusat melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, ada delapan poin usulan yang disampaikan sebagai berikut :
(1) Perlu adanya Forum Komunikasi dan Kordinasi. Forum ini dimaksudkan untuk mempertemukan semua element yang berkaitan dengan pengembangan Benteng sebagai sebuah (heritage tourism zone) dalam perspektif KWI, dan membentuk kajian sejarah dan menghidupkan kembali konsep kota kembar (thins sister city.
(2) Penggalian dan Invetarisasi Nilai-Nilai Sejarah. Menghimpun dan mengadakan benda-benda bersejarah tentang Benteng Marlborough.
(3) Peningkatan Kualitas Fisik Bangunan. Kegiatan-kegiatan Fisik mengembalikan kebentuk asli semua bangunan yang berkaitan kawasan Benteng Marlbourough.
(4) Ded Museum Sejarah. Tersusunya rencana pengembangan Benteng sebagai sebuah Museum sejarah.
(5) Pembuatan Infrastruktur penunjang. Penyediaan semua sarana dan prasarana dasar; Isntalasi lestrik, Instalasi air bersih dan telkomunikasi.
(6) Hard And Soft Electrinic Information. Pengadaan perangkat elektrnik dan pembuatan software informasi kawasan Benteng.
(7) pembuatan Diorama dan replica Benda-Benda Informasi. Membuat Patung raksasa Siri Thomas Stanford Raffles, dan membuat simulasi tiga demensi fungsi utama Benteng pada masa waktu.
(8) Reproduksi Lukisan. Melukis ulang semua lukisan yang berkaitan dengan sejarah Benteng sebagai benda-benda panjang bersejarah.
Masalah pariwisata
Pariwisata di Bengkulu masih banyak yang bermasalah misalnya saja di Pantai Panjang. Beberapa fasilitas dibiarkan telantar tanpa perawatan, seperti tempat duduk dan beberapa bangunan lain yang tampak berantakan. "Bangunan rumah di pinggir pantai yang rusak itu karena gempa tahun 2000," kata Arman Rumli, Kepala Dinas Pariwisata Bengkulu.
Selain itu, jajaran puluhan gubuk tempat orang berjualan tampak mengganggu keindahan suasana pantai. Mereka tampak tidak diatur sehingga terkesan asal-asalan membangun warung-warung tersebut.
Pantai Panjang hanyalah salah satu dari sejumlah andalan untuk pembangunan pariwisata Bengkulu. Selain pantai ini, tempat lain yang menyajikan keindahan alam antara lain Pulau Tikus, Pantai Tapak Padri, Pantai Pasir Putih di dekat Pelabuhan Samudera Pulau Baai, dan Danau Dendam Tak Sudah.
Danau Dendam Tak Sudah merupakan tempat tumbuhnya anggrek langka, Vanda hookeriana. Sayangnya, akibat pembabatan hutan, danau ini terancam keberadaannya. Oleh Pemerintah Daerah Bengkulu, kawasan cagar alam ini dijadikan kawasan wisata.
"Akan tetapi, karena kawasan ini merupakan cagar alam, harus ada ploting area supaya kegiatan pariwisata tidak sampai merusak kawasan cagar alam," kata Arman.
Bengkulu tidak hanya mengandalkan wisata alam, tetapi juga wisata sejarah dan wisata budaya. Menurut Arman Rumli, Bengkulu kaya wisata sejarah dan budaya. Di antaranya adalah rumah Fatmawati, istri Presiden RI Soekarno, dan rumah kediaman Presiden Soekarno sewaktu diasingkan Belanda di Bengkulu antara tahun 1938 dan 1942.
Kekayaan sejarah lain di Bengkulu adalah Benteng Marlborough di tepi Pantai Tapak Padri, dan Monumen Parr. Benteng Marlborough merupakan bangunan kokoh peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713 hingga 1719 pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph Collet.
Bangunan ini tidak mengalami kerusakan berarti ketika gempa besar berkekuatan 7,3 pada skala Richter tahun 2000 yang menghancurkan ribuan bangunan lain di Bengkulu.
Dari atas benteng bisa dilihat bentangan Pantai Tapak Padri hingga jauh ke tengah laut, dengan perahu-perahu nelayan yang sedang mencari ikan atau merapat di pantai. Tak heran, benteng ini dijadikan sebuah tempat pertahanan karena tempatnya yang strategis untuk mengawasi tempat di sekelilingnya.
Tempat ini ramai dikunjungi pada sore hari. Pengunjung bisa menikmati sunset di horizon Pantai Tapak Padri dari atas benteng, sambil menikmati kenangan sejarah masa lampau.
Sayangnya, kondisi bangunan tua ini terkesan kurang terawat. "Padahal, kalau dirawat dengan baik, pasti akan bagus," kata Jon, seorang pengunjung benteng. Bahkan benteng bersejarah ini tidak luput dari aksi vandalisme, dengan banyaknya coretan di dinding benteng dan di beberapa meriam peninggalan Inggris. "Coretan-coretan itu hasil kejahilan para pengunjung," kata Erman, seorang fotografer di Benteng Marlborough.
Wisata lain yang menjadi andalan Bengkulu adalah wisata budaya. Paling dikenal adalah wisata budaya upacara Tabot. Perayaan Tabot di Bengkulu dilaksanakan selama 10 hari berturut-turut.
Tabot dirayakan setiap tanggal 1 hingga 10 Muharam setiap tahun, yang berakar pada sejarah Islam di Bengkulu. "Sekarang ini banyak Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) dan menyebar ke beberapa desa di Bengkulu," kata Arman.
Selain Tabot, wisata budaya lainnya adalah kerajinan kain besurek. Tetapi, akibat mulai jarangnya perajin, cukup sulit untuk melihat perajin yang sedang membatik kain besurek.Di kawasan Penurunan dan Anggut banyak kios yang memajang cenderamata khas Bengkulu seperti kain besurek. Hanya saja, yang banyak dipajang saat ini adalah kain batik printing motif besurek. Kain batik jenis inilah yang mengancam keberadaan para perajin kain besurek Bengkulu.
Pendahuluan
Dilihat dari sisi geografis kota Bengkulu yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera mempunyai potensi alam untuk dikembangkan menjadi kota pariwisata.Bengkulu memiliki obyek wisata yang sangat potensial dikembangkan, hanya karena belum dikelola dengan baik obyek wisata tersebut belum mampu bersaing dengan tempat wisata di daerah lain.Bengkulu mempunyai banyak obyek wisata menarik, spesifik dan jarang terdapat di daerah lain dan sangat potensial dikembangkan, misalnya wisata hutan terdapat bunga Rafflesia Arnoldi, wisata sejarah Benteng Marlborough dan rumah Bung Karno. Di Provinsi Bengkulu ada 80 tempat wisata yang mempunyai spesifikasi dan kekhasan tersendiri, meliputi 14 obyek wisata pantai, 22 tempat bersejarah, 36 panorama alam dan delapan wisata tirta.
Sebagian obyek wisata itu masih belum dikelola secara maksimal, termasuk pembangunan sarana pendukung seperti restoran dan hotel. Untuk menggarapnya dibutuhkan investor. Mengenai potensi pertambangan, menurut dia, Bengkulu memiliki cukup banyak ragam bahan tambang seperti batubara, emas, minyak tanah, bahan baku semen dan galian C, namun hingga kini belum ada data yang riil.
Hasil penelitian sebelumnya, potensi batubara di daerah itu cukup banyak yakni cadangan terukur 122,9 ribu ton, cadangan terunjuk 169,3 ribu ton, cadangan tereka 101
ribu ton. Kemudian cadangan yang layak ditambang 50 ribu ton lebih. Saat ini pemegang kuasa pertambangan (KP) eksploitasi batubara 19 perusahaan dan yang aktif melakukan penambangan tujuh perusahaan.
Sedang data perkiraan kandungan emas di Bengkulu sekitar Bengkulu 3, 410 juta ton, dengan rincian terukur 3,3 juta dan tereka 100 ribu. Kandungan riilnya diduga lebih besar lagi. Sedangkan kandungan bahan baku semen di Provinsi Bengkulu mencapai ratusan juta ton dengan kualitas sangat cocok untuk semen portland (untuk campuran bahan bangunan). Bahan baku semen yang terdapat di Bengkulu yakni batu kapur, batu gamping, batu kuarsa, pasir besi, tanah liat. Sebanyak 70 persen merupakan kapur. Untuk infrastruktur, menurut dia, ditawarkan pada investor karena selama ini masalah tersebut menjadi salah satu penghambat masuk investasi, bahkan secara nasiona. “Masalah infrastruktur terjadi di semua daerah termasuk DKI Jakarta, karena itu perlu terus dikembangkan. Infrastrukur, tidak hanya terkait transporasi tapi juga komunikasi,” katanya
Selain memiliki pantai yang sangat indah dan merupakan pantai terpanjang kedua di dunia serta memiliki situs-situs purbakala seperti rumah Bung Karno, rumah Fatmawati, Kampung Cina, Thomas Parr, Benteng Malborough, makam Sentot Ali Basa, serta mempunyai budaya khas yang dapat menyedot wisatawan. Kawasan pantai Kota Bengkulu membujur dari pantai jakat, pantai tapak paderi, dan pantai panjang termasuk kawasan sepanjang muara sungai Jenggalu dan pelabuhan pulau Baii. Begitu banyak objek wisata di Bengkulu yang menjadikan alas an kota bengkulu berani mencoba untuk menjadi kota pariwisata. Oleh karena itu, saat ini bengkulu sedang dalam proses pembanguna jalan lingkar yang akan menghubungkan keenam fokus wisata tersebut, bahkan pembangunan akan diteruskan sampai kejalan sepanjang pantai Kota Bengkulu yang akan dihubungkan dengan pembangunan yang akan dapat membantu pengembangan wisata pantai bengkulu.
Potensi yang dimiliki oleh kawasan pantai Kota Bengkulu telah disadari oleh Pemerintah Daerah dan kemudian dijadikan salah satu kebijakan yang strategis oleh Gubernur Bengkulu, yaitu menjadikan kawasan pantai tersebut sebagai kawasan wisata yang diharapkan mampu menyedot bukan saja wisatawan local, tetapi juga wisatawan nasional serta manca Negara. Terdapat enam focus bentuk wisata yang direncanakan yaitu wisata pantai, wisata urban, wisata rakyat, wisata air, wisata ekoturism dan wisata pelabuhan. Pengembangan wisata kawasan pantai kota Bengkulu ini diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat kota Bengkulu dan sekitarnya. Selain yang terletak di daerah kota bengkulu, provinsi bengkulu juga memiliki objek wisata yang perlu dibenahi dan diperjuangkan kenyamananya untuk meningkatkan pendapatan daerah. Seperti di daerah Bengkulu timur, Bengkulu selatan, Bengkulu Utara, Rejang lebong, lebong, kepahyang dan daerah lain yang ada di provinsi Bengkulu. Seperti di daerah Curup, Curup merupakan salah satu kota yang memiliki potensi pariwisata yang cukup bagus, di daerah curup terdapat beberapa objek wisata seperti kawasan Pegunungan bukit kaba, kawasan Wisata Danau mas, dan kawasan Suban air panas. Begitu juga di daerah Lebong, speerti yang kita ketahui Lebong memiliki sejarah penambangan, yaitu di daerah Lebong Landai terdapat tambang emas yang menjadi salah satu pesona dan target para wisatawan baik local, nasional, maupun internasional. Walaupun demikian, pengembangan industri pariwisata
di Kota Bengkulu dan provinsi Bengkulu ini harus tetap memperhatikan aspek-aspek formal seperti studi kelayakan, perizinan, Amdal dll. Serta tetap menjaga dan memperhatikan budaya dan adapt istiadat masyarakat setempat. Seperti yang kita ketahui masyarakat kota bengkulu dan provinsi bengkulu adalah merupakan masyarakat yang sangat menjunjung adata, budaya, dan bersifat agamais. Dengan kata lain pemerintah harus memperhatikan hal- ahl tersebut.
Menurut WTO Pendapatan devisa dari wistawan memang sangat mengesankan, wisatawan manca Negara dapat menghasilakn pendapatan 230 milyar dolar AS yang merupakan 6% dari semua pendapatan devisa dunia. Namun kedatangan wisatawan dapat mengubah keseimbangan tata nilai setempat yang bisa memicu konflik-konflik social yang berkepanjangan. Seperti perbedaan budaya dan adat istiadat para wisatawan dan penduduk setempat. Selain itu sering kali pembangunan fasilitas- fasilitas di sekitar tempat wisata tidak memperhatikan keseimbangan baik lingkungan fisik maupun non-fisik. Pemerintah daerah dalam membangun fasilitas di sepanjang pantai bengkulu tidak mempertimbangkan keselamatan serta bahaya yang akan terjadi bila ada bencana alam. Bengkulu merupakan daerah rawan gempa dan berpotensi tsunami karena itu sekali lagi pemerinah harus mempertimbangkan SWOT dari pembangunan kota sebagai kota wisata.
Fasilitas- fasilitas yang dibangun di sepanjang pantai di bengkulu antara lian adalah pembangunan jalan dan jembatan yang terbentang dari sungai hitam ke pelabuhan pulau Baai dilakukan secara bertahap. Rencananya pembangunan juga akan diteruskan dengan membangun jembatan gantung Muara 1 dan jembatan gantung Muara 2.
Selain fasilitas- fasilitas itu, pemerintah kota bengkulu juga mencanangkan untuk membangun sarana yang terletak di daerah wisata tersebut. Seperti yang dicanangkan di daerah pantai Jakat adalah pembangunan sarana dan prasarana pariwisata seperti food court, sunset deck, water park, mushola, gazebo, sepeda air, toilet, parking area, grand plaza dan TPI. Tetapi seperti yang kita ketahui planning pemerintah dalam pembanguan baik sarana maupun prasarana di daerah bengkulu pada tahun anggaran 2006-2007 belum terealisasikan dengan tepat. Anggaran dana yang sudah dianggarkan kemana perginya? Mengapa pembangunan sarana dan prasarana wisata kota bengkulu belum usai? Sebuah kritikan yang harus dijawab oleh pihak pemerintah dan jawaban itu perlu diketahui oleh seluruh kalangan masyarakat di provinsi bengkulu. Selain itu sarana dan prasarana di daerah Tapak Paderi yang semula adalah perencanaan
Yang kedua adalah sarana dan prasarana di wisata Tapak Paderi pada awalnya kawasan ini akan ditata ulang serta menambahkan pembangunan beberapa fasilitas pendukung seperti TPI, fasilitas umum, areal parker, plaza/space with minaret, Bengkulu Fair. Tetapi kita bisa lihat sekarang bagaimana kondisi areal objek wisata Tapak Paderi bagaimana keadaannya? Selain itu di kawasan ini pula akan dikembangkan kawasan wisata sejarah dan budaya. Pembangunan kawasan wisata sejarah yakni penataan ulang kawasan dan bangunan benteng Marborough, Tugu Thomas Parr, Pelabuhan Lama, Pembangunan Gerbang Cina, pembangunan sarana pertunjukkan tabot dan sarana penunjang wisata. Tugu Thomas Parr dan benteng Marlborough akan direnovasi. Selanjutnya adalah fishery harbour (wisata marina). Wisata Marina yang berlokasi di kawsan Pelabuhan Lama merupakan salah satu unggulan wisata yang tergabung ke dalam paket pembangunan kawsan wisata pantai kota Bengkulu. Selain itu terdapat pula perancanaan pembangunan sarana dan prasarana di kawsan wisata pantai panjang. Sarana dan prasarana yang dibangun di kawasan ini adalah Bengkulu Indah Mall (BIM), sarana
rekreasi, pusat olah raga, outdoor sport, restoran dan performing center serta hotel dan resort. Setelah tu da pula pembangunan sarana wisata air yaitu olah raga air, golf house, goest house, diving dan restoran. Di kawasan ini pula dibangun sarana wisata ecoturism berupa hutan mangrove. Sarana dan prasarana yang dibangun adalah cottages dan boatel.
Pengoperasian sarana dan prasarana yang dibangun dilakukan secara mandiri oleh investor. Koordinasi dilakukan melalui manajemen yang ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan pemerintah daerah dan investor. Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan industri pariwisata dibuang ke TPA di Air sebakul bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Bengkulu. Ilmbah domestic hasil kegiatan kolam renang, kamar mandi, perawatan bangunan disalurkan ke saluran drainase yang ada.
Semetara itu terdapat beberapa kendala dalam pembangunan sarana dan prasarana wisata pantai panjang kota bengkulu seperti letak geografi yang terpencil,lagi pula Bengkulu bukan merupakan tujuan utama wisatawan hal itu dikarenakan antara lain oleh karena Sarana transportasi yang masih terbatas,Kurangnya dukungan investasi yang efisien,Rendahnya kualitas sumber daya manusia,pembangunan sarana wisata belum didukung oleh Amdal (Amdal masih dalam proses pembuatan)Kurang sinkronnya antara perencanaan dengan pelaksanaan.Pengembangan pariwisata di Bengkulu saat ini masih terganjal oleh terbatasnya transportasi. Oleh karena itu, transportasi, terutama jasa penerbangan, menjadi prioritas pembangunan industri pariwisata di provinsi Bumi Rafflesia tersebut. Seperti beberapa fakta yang sudah dapat kita lihat dari pembangunan yang sudah ada. Mengapa letak geografis mempengaruhi pembangunan dan perencanaan kawasan wisata? Hal itu menjadi salah satu pertanyaaan lagi bagi kita, sebenarnya Letak geografis sangat menentukan keberhasilan kebijakan pengembangan pariwisata. Daerah-daerah yang strategis, misalnya merupakan pusat bisnis, pusat budaya dll – akan lebih mudah dikembangkan industri pariwisata. Yoeti (2000) menyatakan bahwa daerah-daerah yang secara geografis terpencil merupakan kendala bagi pengembangan industri pariwisata meskipun daerah tersebut mempunyai alam dan iklim yang ideal, kondisi yang dicerminkan atau diterangkan oleh Yoeti (2000) adalah kondisi Bengkulu saat ini. Bila ditinjau dari sisi geografis bengkulu merupakan daerah yang kurang strategis atau dengan kata lain terpencil. Posisi Bengkulu terletak di daerah yang bukan merupakan jalur lintas antar propinsi. Hal ini mengakibatkan, pendatang harus secara khusus datang ke Bengkulu. Selain itu, posisi pantai yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia ini menimbulkan ombak yang besar dan berbahaya bagi siapa saja yang ingin berwisata dengan berselancar atau mandi. lagipula di bagian timur, Bengkulu dihadang oleh Bukit Barisan yang menyebabkan posisinya semakin terpencil dan sulit dijangjau melalui jalur darat. Sebagai akibatnya, Bengkulu bukanlah tujuan utama baik untuk perdagangan maupun untuk wisata. Selain itu sarana transfortasi juga menentukan suatu tempat pariwisata itu akan maju, berkembang atau tidak. Transfortasi di bengkulu bisa dikatakan kurang lancer, karena banyak sekali jalan- jaln atau mobilitas jalur darat kota bengkulu banyak yang rusak, baik itu bolong, bergelombang, maupun berlobang besar.
Bagaimana dengan sarana transformasinya? Hal itupula yang menajdi bahan pertimbangan dalam pembentukan kota bengkulu sebagai kota pariwisata. Sarana transportasi darat antar propinsi dapat dinyatakan kurang baik. Meskipun jalur jalan di Propinsi Bengkulu cukup baik, namun begitu melintasi daerah di luar propinsi maka jalur jalan kondisinya rusak berat. Hal ini tentunya dapat menghambat arus transportasi dari dan ke Bengkulu. Kondisi ini menyebabkan arus perdagangan di batas propinsi lebih
menuju ke lain propinsi dari pada ke Bengkulu. Untuk mengatasi hal ini, tentunya perlu adanya kerjasama antar propinsi, agar arus transportasi menjadi lebih lancer. Sarana transportasi laut melalui jalur pulau Baai juga masih mengalami beberapa kendala, antara lain adalah sifat Samudera Hindia yang ganas serta pendangkalan yang cepat. Pendangkalan pelabuhan berlarut-larut serta membutuhkan dana yang besar, sehingga cukup menyedot dana APBD Bengkulu. Hal ini mengakibatkan kurang lancarnya arus transportasi melalui jalur laut. Sementara jalur udara telah diupayakan penerbangan empat kali sehari. Namun, penerbangan hanya melewati jalur Bengkulu-Jakarta, sementara jalur penerbangan Bengkulu-Palembang hanya tiga kali dalam seminggu. Hal ini tentu saja akan menyulitkan arus perdagangan dan wisata dari dan ke Bengkulu.
Kualitas sumber daya manusia
Kualitas sumber daya manusia juga menjadi masalah yang serius. Untuk mendukung industri pariwisata, perlu sejumlah SDM yang kompeten untuk menghasilkan industri pariwisata yang handal. Hal ini agar pembangunan dan pengelolaan industri pariwisata mampu menciptakan peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat tetapi tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan baik fisik maupun non-fisik.
Selain itu, mengingat industri pariwisata yang akan dibangun diharapkan mampu menarik wisatawan asing, maka perlu adanya persiapan-persiapan yang matang terutama menata kondisi mental masyarakat. Hal ini penting artinya karena jika industri pariwisata berjalan maka akan dapat terjadi benturan-benturan social dan budaya jika tidak diantisipasi sebelumnya. Untuk itu, studi Amdal seharusnya telah dilakukan sebelum pembangunan dilaksanakan. Pada kenyataaannya, pembangunan beberapa sector pariwisata telah dibangun sebelum Amdal dilakukan dan tidak memperhatikan master plan yang telah dibuat. Akibatnya, pembangunan fasilitas industri pariwisata terkesan tidak terencana dan kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan.
Bagaimana bengkulu bisa menjadi salah satu kota pariwisata apabila SDM nya sendiri masih sangat kurang dalam potensinya, maksudnya disini dilihat dari kualitas SDM yang ada dibengkulu, bisa dikatakan sumber daya manusia yang ada di bengkulu belum sepenuhnya mengenal bahasa internasional sebagai salah satu bahasa pengantar agar dapat diterima dimuka internasional. Oleh karena itu pemerintah seharusnya harus lebih biisa mempersiapkan hal- hal untuk guna menuju bengkulu sebagai kota pariwisata.
Kurang sinkronnya antara perencanaan dan pelaksanaan
Ketidaksamaan antara perencanaan dan pelaksanaan ini dapat kita lihat dari adanya beberapa kali perubahan di lapangan yang berbeda dengan perencanaan awal. Pembangunan beberapa proyek telah dilaksanakan walaupun belum ada Amdalnya. Selain itu, beberapa proyek yang dilaksanakan tidak sesuai dengan master plan yang telah dibuat. Perubahan-perubahan tersebut tentu saja menunjukkan adanya ketidakberesan pelaksanaan pembangunan fasilitas wisata. Selain belum adanya Amdal, bahwa tampak bahwa proyek pembangunan wisata pantai sebagian juga merupakan proyek Pemda Kota Bengkulu. Apakah hal ini telah dilakukan koordinasikan atau tidak belum jelas. Karena tidak adanya Amdal, maka pembangunan tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan konservasi. Sebagai contoh pembangunan jalan dua jalur di pantai panjang justru mendekati pantai dan dengan menebang cemara laut yang merupakan pelindung bahaya
dari laut. Selain itu mungkin saja akan terjadi kerusakan – kerusakan lain. Kerusakan daerah pesisir secara alami dapat terjadi akibat perubahan musim yang mempengaruhi pergerakan arus dan gelombang. Energi ini kemudian akan menyebabkan perpindahan material dari satu tempat ke tempat yang lain. Kekuatan gelombang dan arus sangat menentukan kecepatan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya (WALHI, 2006).Perubahan bentang alam pesisir selain karena factor ala mini, lebih diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti penambangan pasir, penebangan hutan pantai di sepanjang pantai Kota Bengkulu hingga konversi hutan pantai menjadi perumahan penduduk dan hotel serta pusat wisata. Penambangan pasir di Teluk Sepang, pembuangan limbah pengerukan Pelabuhan Pulau Baai, Penebangan hutan pantai dan mangrove untuk pembuatan jalan dari Pulau Baai, Pantai Panjang hingga Tapak Padri hingga pengambilan pasir pantai di sekitar sungai hitam WALHI, 2006). Kerusakan hutan pantai akibat pembangunan wisata pantai ini telah dirasakan oleh penduduk di sekitar pantai antara lain daya lindung terhadap angin laut berkurang, suhu udara di kawasan yang meningkat serta ketidaknyamanan lainnya. Dengan ditebangnya hutan cemara laut dan mangrove di sepanjang pantai, maka diprediksi jumlah flora dan fauna menurun drastic. Aktivitas manusia lainnya yang dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah sampah yang dihasilkan oleh pengunjung, hotel, pedagang dan sumber penghasil sampah lainnya disekitar kawasan pantai.
Menurut Walhi (2006) secara ekologi, kerusakan kawasan pantai menimbulkan dampak: hilangnya media pengembangbiakan biota laut, seperti padang lamun dan terumbu karang, perubahan iklim mikro di sekitar pantai akibat hilangnya vegetasi pantai, terputusnya mata rantai ekosistem hutan pantai akibat eksploitasi. Hal lainnya adalah matinya beberapa jenis vegetasi yang tidak mampu hidup akibat intrusi air laut, serta semakin besarnya tingkat kerawanan bencana akibat kerusakan lingkungan. Walhi (2006) juga menyoroti bahwa secara ekonomi kerusakan pantai akan berdampak kepada penurunan pendapatan masyarakat nelayan. Hal ini disebabkan antara lain oleh hilangnya jenis ikan tertentu hingga hilang/berpindahnya wilayah tangkap nelayan tradisional di sekitar Pantai Kota Bengkulu dan semakin tingginya biaya melaut yang harus dikeluarkan oleh nelayan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu harus mengeluarkan dana lebih besar untuk melakukan pengerukan kolam alur pelabuhan Pulau Baai hingga semakin tingginya biaya yang diperlukan untuk melakukan reklamasi pantai Janji Gubernur yang akan menanam kembali dengan cara yang lebih estetik belum menjadi kenyataan. Sebagai akibat ditebangnya cemara laut, penduduk telah merasakan akibatnya yaitu kencangnya angin laut menerpa pemukiman. Beberapa proyek direncanakan kemudian yang ternyata bertentangan dengan aspek konservasi. Bagaimana sebenarnya kebijakan pemerintah dalam aplikasinya? Hal itu yang Sangat perlu kita pertanyakan, apakah pembangunan sebagai kota pariwisata itu memang guna untuk kemajuan bengkulu ataukah hanya permainan pemerintah dan sang penguasa untuk mencari hal- hal yang tertimbun?jawabannya hanya ada pada diri sang penguasa.
Sementara itu pada dasarnya Idealnya, suatu proyek pembangunan terlebih dahulu dilakukan AMDAL. Amdal merupakan dokumen yang merupakan pedoman dalam melaksanakan suatu proyek. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan proyek mampu meminimisasi dampak-dampak negative yang dapat ditimbulkan oleh suatu proyek. Disamping itu, AMDAL penting sebagai pedoman bagaimana mempertahankan
kualitas lingkungan ketika proyek tersebut telah berakhir dan masuk dalam tahap operasional.
Sayangnya, pembangunan proyek wisata pantai Kota Bengkulu belum dilengkapi dengan AMDAL (Amdal sedang dalam proses pembuatan), tetapi pembangunan telah dilaksanakan sejak tahun 2006. Masalah terakhir adalah berkaitan dengan pembangunan jalan Tapak Paderi – Pasar Bengkulu yang menuai kritik dan meresahkan masyarakat. Pasalnya, pembangunan jalan tersebut memotong makam. Memang upaya pendekatan telah dilakukan oleh pemerintah, namun warga masyarakat tetap bulat mempertahankan agar makam tidak dipindahkan. Ini terkait dengan keyakinan warga masyarakat setempat bahwa menerima ganti rugi makam sama saja memakan saudaranya yang telah dikubur. Masalah lain adalah adanya budaya ziarah. Jika makam dipindahkan maka banyak warga masyarakat yang telah pindah dari Bengkulu akan kesulitan berziarah. Polemik ini diperparah oleh isu tentang bahwa tulang belulang akan dikuburkan masal di dekat lokasi makam lama, dengan alas an tanah yang tersedia tidak cukup luas. Hal ini tentunya memicu keresahan masyarakat.
Dengan belum adanya AMDAL juga telah memakan korban berupa populasi cemara laut di sepanjang Pantai Panjang secara drastic telah berkurang akibat ditebang. Hal ini tentunya tidak akan terjadi jika pembangunan tersebut didasarkan kepada AMDAL. Beberapa pembangunan lainnya juga tidak memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian yang serius dari pengambil kebijakan di propinsi Bengkulu.
Kerusakan Lingkungan Fisik yang mungkin akan terjadi
.
Upaya Perbaikan
Beberapa hal perlu dilakukan agar pembangunan industri pariwisata di Kota Bengkulu sesuai dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkuangan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial-budaya. Beberapa hal tersebut antara lain adalah:
1. Pembangunan sarana dan prasarana industri pariwisata dihentikan sementara waktu, dan dapat dilanjutkan setelah Amdal tentang hal tersebut selesai dibuat.
2. Perlu dibuat hutan pantai yang sekaligus sebagai wisata selebar 100 meter dari bibir pantai pada saat air pasang. Hal ini memang dilematis, karena di lokasi ini selain telah dibangun jalan dua jalur juga telah dibangun beberapa sarana seperti hotel, cottage, pemukiman penduduk, makam dll. Hutan pantai selain berfungsi sebagai wisata alam juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari berbagai bahaya yang datangnya dari arah laut.
3. Pembangunan yang tidak sesuai dengan Amdal nantinya, sebaiknya direncanakan ulang berdasarkan saran-saran dalam Amdal.
4. Pembinaan masyarakat di sekitar kawasan wisata pantai Kota Bengkulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat sekitar nantinya telah siap menerima wisatawan yang tentu saja mempunyai perilaku dan budaya yang berbeda dan bahkan bertentangan.
5. Industri pariwisata yang dikembangkan di Kota Bengkulu hendaknya sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, agama masyarakat setempat. Hal ini perlu
ditekankan agar konflik yang mungkin terjadi antar wisatawan dengan masyarakat setempat dapat ditekan sebanyak mungkin.
6. Pemerintah Daerah disarankan untuk memadukan tempat wisata yang terdapat di Propinsi Bengkulu, dan melakukan kerjasama dengan propinsi tetangga terutama Lampung, Jambi, Sematera Selatan dan Sumatera Barat dalam satu paket wisata. Hal ini tentunya memerlukan pembangunan sarana jalan antar propinsi dan paket-paket wisata di propinsi-propinsi tersebut serta penambahan jalur penerbangan antar propinsi. Hal ini dimaksudkan agar wisatawan sekali jalan dapat menjangkau berbagai paket wisata sekaligus.
Tindakan Pemerintah
Perlindungan dan pemeliharaan terhadap bangunan peninggalan sejarah tidak lain merupakan upaya pelestarian terhadap keberadaan benda peninggalan sejarah dan budaya. Upaya pelestarian benda peninggalan sejarah dan budaya tersebut besar artinya untuk menumbuhkan apesiasi masyarakat terhadap warisan sejarah dan budaya.
Berdasarkan keputusan Mendikbud RI nomor 063/U/1995 tentang perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya, yang dimaksud dengan perlindungan adalah upaya mencegah dan menanggulangi segala gejala atau akibat yang disebabkan oleh perbuatan manuasia atau proses alam yang dapat menimbulkan kerugian atau kemusnahan bagi nilai manfaat dan keutuhan bangunan peninggalan sejarah dengan cara penyelamatan, pengamanan dan penertiban. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah upaya pelestarian bangunan peninggalan sejarah dari kerusakan yang diakibatkan oleh faktor manusia, alam dan hayati dengan cara perawatan.
Pemerintah daerah Provinsi Bengkulu telah mengusulkan kepeda pemerintah pusat melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, ada delapan poin usulan yang disampaikan sebagai berikut :
(1) Perlu adanya Forum Komunikasi dan Kordinasi. Forum ini dimaksudkan untuk mempertemukan semua element yang berkaitan dengan pengembangan Benteng sebagai sebuah (heritage tourism zone) dalam perspektif KWI, dan membentuk kajian sejarah dan menghidupkan kembali konsep kota kembar (thins sister city.
(2) Penggalian dan Invetarisasi Nilai-Nilai Sejarah. Menghimpun dan mengadakan benda-benda bersejarah tentang Benteng Marlborough.
(3) Peningkatan Kualitas Fisik Bangunan. Kegiatan-kegiatan Fisik mengembalikan kebentuk asli semua bangunan yang berkaitan kawasan Benteng Marlbourough.
(4) Ded Museum Sejarah. Tersusunya rencana pengembangan Benteng sebagai sebuah Museum sejarah.
(5) Pembuatan Infrastruktur penunjang. Penyediaan semua sarana dan prasarana dasar; Isntalasi lestrik, Instalasi air bersih dan telkomunikasi.
(6) Hard And Soft Electrinic Information. Pengadaan perangkat elektrnik dan pembuatan software informasi kawasan Benteng.
(7) pembuatan Diorama dan replica Benda-Benda Informasi. Membuat Patung raksasa Siri Thomas Stanford Raffles, dan membuat simulasi tiga demensi fungsi utama Benteng pada masa waktu.
(8) Reproduksi Lukisan. Melukis ulang semua lukisan yang berkaitan dengan sejarah Benteng sebagai benda-benda panjang bersejarah.
Masalah pariwisata
Pariwisata di Bengkulu masih banyak yang bermasalah misalnya saja di Pantai Panjang. Beberapa fasilitas dibiarkan telantar tanpa perawatan, seperti tempat duduk dan beberapa bangunan lain yang tampak berantakan. "Bangunan rumah di pinggir pantai yang rusak itu karena gempa tahun 2000," kata Arman Rumli, Kepala Dinas Pariwisata Bengkulu.
Selain itu, jajaran puluhan gubuk tempat orang berjualan tampak mengganggu keindahan suasana pantai. Mereka tampak tidak diatur sehingga terkesan asal-asalan membangun warung-warung tersebut.
Pantai Panjang hanyalah salah satu dari sejumlah andalan untuk pembangunan pariwisata Bengkulu. Selain pantai ini, tempat lain yang menyajikan keindahan alam antara lain Pulau Tikus, Pantai Tapak Padri, Pantai Pasir Putih di dekat Pelabuhan Samudera Pulau Baai, dan Danau Dendam Tak Sudah.
Danau Dendam Tak Sudah merupakan tempat tumbuhnya anggrek langka, Vanda hookeriana. Sayangnya, akibat pembabatan hutan, danau ini terancam keberadaannya. Oleh Pemerintah Daerah Bengkulu, kawasan cagar alam ini dijadikan kawasan wisata.
"Akan tetapi, karena kawasan ini merupakan cagar alam, harus ada ploting area supaya kegiatan pariwisata tidak sampai merusak kawasan cagar alam," kata Arman.
Bengkulu tidak hanya mengandalkan wisata alam, tetapi juga wisata sejarah dan wisata budaya. Menurut Arman Rumli, Bengkulu kaya wisata sejarah dan budaya. Di antaranya adalah rumah Fatmawati, istri Presiden RI Soekarno, dan rumah kediaman Presiden Soekarno sewaktu diasingkan Belanda di Bengkulu antara tahun 1938 dan 1942.
Kekayaan sejarah lain di Bengkulu adalah Benteng Marlborough di tepi Pantai Tapak Padri, dan Monumen Parr. Benteng Marlborough merupakan bangunan kokoh peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713 hingga 1719 pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph Collet.
Bangunan ini tidak mengalami kerusakan berarti ketika gempa besar berkekuatan 7,3 pada skala Richter tahun 2000 yang menghancurkan ribuan bangunan lain di Bengkulu.
Dari atas benteng bisa dilihat bentangan Pantai Tapak Padri hingga jauh ke tengah laut, dengan perahu-perahu nelayan yang sedang mencari ikan atau merapat di pantai. Tak heran, benteng ini dijadikan sebuah tempat pertahanan karena tempatnya yang strategis untuk mengawasi tempat di sekelilingnya.
Tempat ini ramai dikunjungi pada sore hari. Pengunjung bisa menikmati sunset di horizon Pantai Tapak Padri dari atas benteng, sambil menikmati kenangan sejarah masa lampau.
Sayangnya, kondisi bangunan tua ini terkesan kurang terawat. "Padahal, kalau dirawat dengan baik, pasti akan bagus," kata Jon, seorang pengunjung benteng. Bahkan benteng bersejarah ini tidak luput dari aksi vandalisme, dengan banyaknya coretan di dinding benteng dan di beberapa meriam peninggalan Inggris. "Coretan-coretan itu hasil kejahilan para pengunjung," kata Erman, seorang fotografer di Benteng Marlborough.
Wisata lain yang menjadi andalan Bengkulu adalah wisata budaya. Paling dikenal adalah wisata budaya upacara Tabot. Perayaan Tabot di Bengkulu dilaksanakan selama 10 hari berturut-turut.
Tabot dirayakan setiap tanggal 1 hingga 10 Muharam setiap tahun, yang berakar pada sejarah Islam di Bengkulu. "Sekarang ini banyak Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) dan menyebar ke beberapa desa di Bengkulu," kata Arman.
Selain Tabot, wisata budaya lainnya adalah kerajinan kain besurek. Tetapi, akibat mulai jarangnya perajin, cukup sulit untuk melihat perajin yang sedang membatik kain besurek.Di kawasan Penurunan dan Anggut banyak kios yang memajang cenderamata khas Bengkulu seperti kain besurek. Hanya saja, yang banyak dipajang saat ini adalah kain batik printing motif besurek. Kain batik jenis inilah yang mengancam keberadaan para perajin kain besurek Bengkulu.